Monday, May 16, 2016

FF Romance OneShoot "When You Go"


Haii^^ Akhirnya kelar juga ini UN :D Cuma tunggu pengumumannya aja (ini yang paling horror, lebih horror dari Anabelle :o ) *ini malah curhat :3 Oke oke lanjut! sesuai dengan judul, aku bakalan share FF nih.



Title: When You Go

Cast: - Kim Saeron
         - Mark Tuan
         - Jung Chanwoo
         - Choi Tzuyu

Genre: romance, sad, school life, dll :v

Author: Indah (ig: indah_xoxo26) *sekalian promote elah :v

NB: Author meminjam nama-nama mereka. Cerita ini bersumber dari otak sutuk pengarang setelah melewati masa-masa UN. Mianhae kalo ceritanya gaje, gasuka, jelek, atau apalah. Maapkan kalo typo bertebaran :v

Happy reading ^^

----------------------
Semua perhatian yang telah kau berikan padaku hanyalah sebuah harapan kosong. Untuk semua empatimu padaku. Kau mempermainkanku seperti boneka dan kau tinggalkan setelah kau bosan. Ataukah aku yang terlalu berharap lebih dari sekedar kata ‘teman’.
Bel istirahat berbunyi. “Mark! Kau tidak makan? Ayo makan bersamaku?” Ajakku. “Mianhae Saeron-ah, aku tidak lapar! Apa kau melihat Tzuyu?” Dengan enggan kugelengkan kepalaku. Tzuyu, Tzuyu, Tzuyu! Selalu saja dia! Apa hanya gadis itu yang ada dalam pikirannya. Kemana hilang nya semua perasaan yang pernah kau tujukan untukku, Mark? Apakah dirimu hanya mampir sesaat dihatiku lalu pergi mencari tempat singgah yang sesungguhnya? Sepasang tangan tiba-tiba menutupi kedua mataku. Aku tau tangan siapa ini. “Hya!! Chanwoo-ya!! Lepaskan! Kubilang lepaskan!” Omelku kesal. “Baiklah baiklah!” ucap Chanwoo yang saat ini cekikikan. “Tapi tunggu, kenapa wajah mu manyun begitu?” Tambahnya, menghentikan tawanya. Aku diam masih tetap dengan ekspresi yang sama. “Ah! Arasheo! Arasheo! Ini semua pasti karena... Mark.” Ini bukan pertanyaan, kali ini aku mengangguk. “Aigo, aku lapar. Ayo makan!” tanpa meminta persetujuanku, Chanwoo menggeretku menuju kantin. Kami duduk di sebuah bangku yang berada dikantin. “Kenapa kau tidak berpikiran untuk melupakan Mark saja?” Chanwoo membuka pembicaraan. “Entahlah.” Jawabku singkat sambil mengaduk jus jambu yang telah kupesan. “Jika kau terus begini, kau yang akan sakit! Masih banyak lelaki lain yang mencintaimu lebih dari Mark. Contahnya... aku.” Aku diam sejenak lalu tertawa terbahak-bahak hingga membuatku tersedak. “OMO!! Itu lucu sekali, Chanwoo. Sudahlah teruskan saja makanmu itu. Lihat dirimu, kau semakin gendut saja.” Cibirku. “Kim Saeron! Hidungmu berdarah lagi.” Aku berlari ke kamar mandi. Hingga aku melihat mereka, yang membuat langkahku terhenti dengan darah dihidungku. “Saeron-Ah! Ada apa dengan hidung mu?” tanya Mark sedikit khawatir. Tzuyu yang berada disampingnya menoleh kearahku. “Gwencanha. Aku tidak apa-apa. Jangan pedulikan aku. Lanjutkan saja obrolanmu dengan Tzuyu.” Dengan terpaksa aku mengeluarkan seulas senyum, yang mungkin sangat tampak dibuat-buat. “Tunggu. Ini” Ucap Tzuyu seraya menyodorkan sebuah saputangan untukku. “Gomawo.”
-Author pov-
Mungkin ini cukup gila, tetapi gadis ini benar-benar melakukannya. Semalam, Saeron telah memikirkannya dengan baik-baik. Dia telah mengumpulkan semua nyalinya. Mark sudah berada dihadapannya sekarang. “Kau ingin bicara apa?” ujar Mark membuyarkan lamunan Saeron. Saeron menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan diudara. “Mark, aku tau ini gila. Tetapi aku tidak bisa menunggu terlalu lama lagi. Selagi aku masih ada, aku ingin mengatakan ini. Mark, aku mencintaimu.” Mata Mark terbelalak mendengar pengakuan Saeron. Saeron menundukkan kepalanya. “Aku tau kau selama ini membenciku. Aku selalu mengganggu kebersamaanmu dengan Tzuyu. Selama ini, kau sudah berusaha menunjukkan ketidak sukaanmu padaku. Tetapi aku tidak mau mengerti. Maafkan aku karena selama ini aku telah mengusik hidupmu.” Tambah Saeron, kali ini dia beranjak dari bangku yang ia duduki ditaman sekolah bersama Mark. “Aku mencintainya. Mianhae.” Kata Mark menghampiri Saeron. “Aku tau. Tetapi, bukankah dulu kau mencintaiku?” “Ne! Itu benar. Itu hanya dulu. Dulu memang aku mencintaimu. Aku selalu menghampirimu, memberikan perhatian lebih padamu. Tetapi apa yang kau lakukan? Kau bersikap seolah-olah aku tak ada. Pikirkan perasaanku saat itu, bagaimana sakitnya?” pekik Mark. Air mata memenuhi kelopak mata Saeron, hingga lama-lama jatuh membasahi pipinya. “Tak bisakah kau kembali untukku?” “Maaf, aku mengatakan ini. Tidak. Kau bisa mendapatkan lelaki yang lebih baik dariku.” Ucap Mark sambil menepuk pundak Saeron lalu pergi. Saeron menatap Mark yang berjalan membelakanginya semakin jauh dan hilang.
--Chanwoo Pov—
Dia benar melakukan itu. Diam diam aku sembunyi dibalik pohon dan menguping pembicaraan mereka. Terlalu sakit rasanya untuk perasaan yang telah terlalu lama kupendam. Mendenger nya saja, itu telah menyayat hatiku hingga menimbulkan luka yang amat dalam. Namun aku bisa apa? Aku hanya bisa diam.
Sepulang sekolah aku melihat Mark.  Ku pegang pundaknya membuatnya berbalik badan dan berhadapan denganku. “Kau? Ada apa?” kata Mark padaku. “Jangan pernah sakiti Saeron lagi. Jangan pernah membuatnya menangis lagi. Kau dengar itu?” “Hya!! Memangnya apa salahku?” “Sakit hatiku melihatnya menangis terus menangis karenamu!!” “Lalu aku harus apa? Apa aku harus membohongi Saeron dan diriku sendiri? Dan bilang padanya aku mencintainya?” “Setidaknya, kau bisa membahagiankannya untuk sisa hidupnya!” Mark terkejut mendengar ucapanku, inilah faktanya. “kau bicara tentang sisa hidup?” “Sebenarnya, Saeron di diagnosis penyakit kanker.” “Mwo???”
--Mark Pov—
Aku merebahkan diriku di kasur, melepaskan lelah sepulang sekolah. Lagi-lagi Saeron tidak masuk sekolah. Sejak dia terakhir menemuiku hari itu. Ucapan Chanwoo tentang penyakit Saeron masih terngiang ditelingaku. Rasa bersalah kini membanjiriku. Pandanganku beralih pada ponsel disampingku. “1 Pesan Baru” itulah kalimat yang tampil dilayar ponselku. Ku ambil ponselku dan kubuka pesannya.
From: Chanwoo
Beberapa hari ini Saeron dirawat di rumah sakit karena penyakitnya, itu sebabnya dia harus absen sekolah. Bisakah kau besuk dia di rumah sakit xxxxxx? Kali ini aku mohon padamu. Ne? Aku hanya ingin melihatnya bahagia meskipun bersama mu.
Setelah membalas pesan Chanwoo, aku segera bergegas pergi ke rumah sakit tempat Saeron dirawat.
            Kubuka pintu kamar Saeron. Kulihat Saeron terbaring lemah ditempat tidur di temani ibunya. Meskipun begitu, aku bisa melihat betapa bahagianya dirinya melihatku datang. Seulas senyum mengembang dibibirnya. Ku balas senyumnya dengan melemparkan senyuman terhangatku. “Anyeong Ahjumma. Perkenalkan, Mark Imnida.” Ucapku sambil membungkukan badanku 90 derajat. “Kau temannya Saeron?” tanyanya dengan ramah. Aku mengangguk mantap, mengiyai. Ku dekati Saeron. “Anyeong, Saeron-ah bagaimana keadaanmu?” tanyaku. “Aku sudah agak membaik.” “Syukurlah.” “Eh, saya pergi dulu ya?” ucap ibu Saeron. “Eomma! Tunggu!” Ucap Saeron menghentikan langkah ibunya. “Eomma, bukan kah keadaanku sudah membaik? Aku ingin mengunjungi suatu tempat bersama Mark. Bolehkan? Eomma ayolah, kumohon padamu.” Ucap Saeron pada ibunya. “Eh? Baiklah baiklah. Tetapi hati-hati ya.”
            “Kita mau kemana?” tanyaku sambil mengendarai mobil. “Kita akan ke taman, naik sepeda, dan piknik. Aku sudah menyiapkan makanan untuk piknik.” “Jinjja? Itu pasti akan menyenangkan.” Setelah sampai, aku membantu Saeron untuk turun dari mobil. Aku menyewa sepeda. Ku bonceng Saeron dan aku mengayuh sepeda dengan hati-hati. Setelah menemukan tempat yang bagus, kami menggelar tikar. Dan menata beberapa makanan diatasnya. “makan ini.” Kata Saeron sambil menyuapiku dengan kimbab. “enak?” tanya nya lagi. Aku mengangguk. “Kau juga harus makan.” Ku suapi Saeron juga dengan kimbab. Lalu kami berdua tersenyum. “Mark, aku punya satu permintaan.” “apa?” “bisakah kau bilang padaku jika kau mencintaiku? Walaupun itu bohong?” aku terdiam lalu tersenyum. “Kim Saeron, dengarkan aku baik-baik...” kataku serambi memegang kedua tangannya. “Aku sangat mencintaimu. Aku tidak mau jauh darimu. Aku sangat menyayangimu.” “Kau tau, aku adalah gadis yang paling bahagia. Sangat bahagia. Terimakasih.”
--Author Pov—
            Mark membuka pintu rumah dengan bahagia. Ia lega melihat Saeron membaik. Tiba-tiba ponsel nya bergetar. Ia mengeluarkan ponselnya dari kantong celananya. “Ada apa Chanwoo meneleponku.” Gumamnya. “Ya Chanwoo?” “Mark.... Saeron meninggal dunia.” Terdengar suara putus asa Chanwoo diujung sana. Seketika sesak dada Mark, rasanya seperti dicekik. “Mwo??? Itu tidak mungkin, aku baru saja bertemu dengannya. Hya!! Chanwoo-ya, jika kau berbohong kau akan kuhajar nanti!”
            Kini Mark berada diambang pintu rumah Saeron yang saat ini dipenuhi banyak orang memakai pakaian serba hitam. Terlihat Chanwoo sudah berdiri disana. Pandangan Mark tertuju pada rangkaian bunga berbentuk lingkaran yang tertempel didinding dan ditengahnya terdapat foto Saeron yang tersenyum. Gumpulan-gumpalan air mata kian menetes. Mark tak sanggup lagi untuk menahannya. Gadis yang pernah mengisi kekosongan hatinya kini tiada. Tiba-tiba seseorang memegang pundak Mark. “Mark?” ucap lirih seorang gadis yang ternyata Tzuyu. Mark hanya tersenyum kecut. Tzuyu tau, lelaki ini sedang tidak baik-baik saja. Mungkin perasaan nya sedang kacau sekarang ini. Tzuyu memegang kedua pipi Mark. “Mark lihat aku, percayalah ini yang terbaik. Kini Saeron telah bahagia, ia tidak lagi merasakan sakit karena penyakitnya. Kau percaya padaku kan?” Mark memeluk Tzuyu erat-erat, seakan ia tak ingin kehilangan Tzuyu  seperti ia kehilangan Saeron. Tangis mereka pecah bersama.
EPILOG
                Kini Kim Saeron telah pergi bersama angin menuju tempat kedamaiannya. Meski jiwa dan raganya telah tiada, Saeron tetap berada dalam hati mereka bertiga. Mark, Chanwoo, dan Tzuyu mengadakan piknik seperti apa yang dilakukan oleh Mark dan Saeron terakhir kalinya. Saeron tetap menjadi kebanggaan bagi mereka. Mereka sangat bahagia, seakan melihat wajah Searon tersenyum dilangit sana. Matahari bersinar cerah yang menjadi saksi bisu kebersamaan nya dengan Kim Saeron.
Buatlah ia selalu bahagia. Buatlah ia selalu tersenyum. Suatu saat nanti kau tak akan bisa melihat senyum diwajahnya lagi. Jangan pernah menyakiti nya. Suatu saat nanti kau akan menyesal untuk setiap air mata yang ia keluarkan karenamu. –Mark

Jika kau mencintai seseorang, katakan padanya. Jangan sampai kesempatan itu hilang. Kau akan mengerti apa artinya kehilangan. Entah itu cintanya maupun orangnya. -Chanwoo


~END. Thank for reading <3

Jangan lupa tambahkan komentar yaa. Kritik dan saran dari kalian selalu ku tunggu :))

2 comments:

  1. keren thor. Tapi, panjangin crita nya ya thor. menurutku terlalu pendek tuh. tapi gapapa, bagus kok. Cover FF nya juga bagus^^ terus berkarya ya thor :)

    ReplyDelete
  2. terimakasih Imme Aulia :D terlalu pendek ya? iya deh maaf ya maaf :v itu pendek karena bikin nya H-4 UN :V Jadi bingung mau blajar apa bikin FF. karena bosen blajar /? jadi bikin FF aja. nanti lain kali di panjangin deh ;D. Makasih ya, but itu cover udah rip banget. milih efek nya aja asl-asal an :v

    ReplyDelete